BANDA ACEH, acehkita.com. Panitia Pengawas Pemilu menemukan 247 kasus pelanggaran pemilihan umum 2009 di Aceh. Sejumlah kasus sudah dilimpahkan kepada pihak kepolisian, namun sebagian besar tidak bisa diproses karena tidak cukup bukti.
Ketua Panwaslu Aceh Nyak Arief Fadilah mengatakan, hingga H-2 pelaksanaan pemilihan, pihaknya sudah menemukan dan menerima pengaduan pelanggaran sebanyak 247 kasus. Dari data itu, 16 kasus dilaporkan kepada Komisi Independen Pemilihan, 28 kasus pelanggaran ditindaklanjuti untuk menentukan pelanggaran pidana pemilu atau pidana biasa.
“Sementara 151 kasus lainnya tidak bisa diproses, karena tidak cukup bukti dan kasusnya sudah kadaluarsa,” kata Nyak Arief Fadilah dalam konferensi pers bersama antara Komisi Independen Pemilihan, Kepolisian Daerah, Pemerintah Aceh, Kodam Iskandar Muda, dan Kejaksaan Tinggi di Banda Aceh, Selasa sore.
Pelanggaran Pemilu itu ditemukan pada masa kampanye, sebelum kampanye, dan masa tenang. Nyak Arief menyebutkan, Panwaslu menerjunkan 6.488 panitia pengawas lapangan untuk mengawasi pemilihan Kamis lusa. Selain pengawas lapangan, Panwas masih diperkuat 828 pengawas di tingkat kecamatan, 69 di tingkat kabupaten/kota, ditambah anggota Panwaslu Provinsi. Tak hanya itu, Panwas juga mendapat bantuan 200 relawan dari Forum Rektor.
“Relawan Forum Rektor ini akan ditempatkan di Aceh Timur, Aceh Besar, Pidie, dan Pidie Jaya, yang TPS-nya yang oleh polisi dikatagorikan rawan satu dan rawan dua,” ujar Nyak Arief.
Kepala Kepolisian Aceh Irjen Adityawarman mengatakan, pengkatagorian status tempat pemungutan suara berdasarkan eskalasi gangguan keamanan di daerah tersebut. “Agar masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik,” kata Aditiyawarman. []