MENGUNGSI- Warga Kabupaten Aceh Singkil mengungsi ke Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah, pasca kerusuhan di kampung halaman mereka.

MENGUNGSI- Warga Kabupaten Aceh Singkil mengungsi ke Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah, pasca kerusuhan di kampung halaman mereka.
MENGUNGSI- Warga Kabupaten Aceh Singkil mengungsi ke Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah, pasca kerusuhan di kampung halaman mereka. | FOTO: jawapos.com

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Bentrokan antarwarga Selasa lalu menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian warga Aceh Singkil ke Provinsi Sumatera Utara. Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil mengaku masih mendata jumlah pengungsi dan mengajak mereka kembali ke kampung halaman.

Wakil Bupati Aceh Singkil Dulmursid mengakui adanya warga yang merasa ketakutan dan memilih mengungsi ke Kabupaten Pakpak Barat, Sidikalang (Dairi), dan Tapanuli Tengah.

Namun, Pemkab Singkil belum memiliki data pasti jumlah warga yang mengungsi ke provinsi tetangga itu.

“Memang ada ribuan yang mengungsi, tapi masih kita data. Kita sudah meminta camat untuk mendata warganya yang mengungsi,” ujar Dulmursid kepada acehkita.com, Kamis (15/10/2015).

Pengungsi, sebut Wakil Bupati, didominasi warga Kecamatan Gunung Meriah, lokasi bentrokan Selasa lalu. Tapi ada juga warga dari kecamatan lain yang ketakutan.

“Mereka mengungsi karena merasa takut,” lanjutnya.

Dulmursid mengimbau pengungsi untuk kembali ke kampung halamannya karena situasi keamanan sudah kondusif.

“Saya sudah berpesan kepada penjual sayur atau siapa saja yang ada di Sidikalang dan daerah lain, kalau ketemu dengan saudara-saudara saya, tolong pesan untuk kembali. Kondisinya sudah sangat kondusif,” katanya.

“Polisi akan memberikan jaminan keamanan kepada semua warga,” tambahnya.

Bentrokan Selasa lalu menyebabkan satu warga tewas dan empat lainnya luka-luka. Saat ini, dua korban luka dirawat intensif di RS Aceh Singkil dan dua lainnya dirawat di RSU Meuraxa dan RSU Zainal Abidin Banda Aceh.

Sebelum bentrokan, massa membakar satu unit rumah ibadah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah. Pembakaran ini dilakukan setelah massa menuntut pembongkaran rumah ibadah umat Nasrani yang tidak berizin. Pemkab dan tokoh agama bersepakat untuk membongkar rumah ibadah itu pada 19 Oktober mendatang. []

GHAISAN | FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.