Radzie/ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ibarat gunung es, gen thalassemia tersimpan dalam kehidupan masyarakat di Aceh, meskipun saat ini baru 250 penderita thalassemia yang sudah dan sedang melakukan pengobatan rutin di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh.

Para relawan yang tergabung dalam Darah untuk Aceh, Komunitas Hakka, Palang Merah Indonesia, Palang Merah Remaja, dan Blood for Life menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai thalassemia. Memperingati Hari Thalassemia, mereka berorasi, baca puisi, dan membagi-bagikan bunga di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Kamis (7/5/2015).

Koordinator Darah untuk Aceh Nurjanah Husein menyebutkan, penyakit ini hanya bisa dicegah dengan tidak mempertemukan dua pembawa sifat (carrier) dalam ikatan pernikahan. “Karenanya pemahaman ini sangat penting dilakukan kepada remaja dan generasi muda, sehingga mereka bisa memilih pasangan yang tepat,” ujar Nurjanah Husein dalam aksi tadi pagi.

Nurjanah menyatakan, komunitas Darah untuk Aceh berkomitmen untuk mengurangi angka thalassemia dengan cara sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat terutama keluarga yang sudah hidup dengan thalassemia.

Ketua PMI Banda Aceh Qamaruzzaman Haqni menyebutkan, lembaga yang dipimpinnya memprioritaskan pemenuhan kebutuhan darah bagi penderita thalassemia yang rutin membutuhkan transfusi darah.

“Sejak Januari 2015, alhamdulillah, tidka ada lagi krisis darah di PMI. Terimakasih kepada masyarakat yang telah mendonorkan darahnya,” ujar Qamaruzzaman dalam orasinya.

PMI Banda Aceh melayani kebutuhan darah bagi 16 rumah sakit dan klinik di Banda Aceh dan Aceh Besar. Saban hari, dibutuhkan minimal 100 hingga 150 kantong darah untuk pasien reguler dan thalassemia. []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.