ACEH UTARA | ACEHKITA.COM — Pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara, dinilai sebagian keluarga pasien buruk. Betapa tidak, seorang penderita tumor mata yang dirawat di sana, malah tak mendapat oerhatian memadai dari dokter.
Azrikal Mona, 8 tahun, penderita tumor mata yang dirawat inap di Cut Meutia. Namun, anak pasangan Nuraini dan Bustamam itu harus dibawa ke Poliklinik Mata untuk diperiksa Dokter Halimah di ruang praktiknya. Padahal, seharusnya bocah asal Desa Gampong Teungoh, Kecamatan Meurah Mulia, itu tak harus “mencari-cari” dokter dengan menyambanginya ke ruang praktik. Pasien rawat inap sejatinya “menunggu” dokter menanganinya di ruang rawat inap.
“Anak saya disuruh perawat untuk diperiksa dokter di poli. Perawat yang bawa ke sana,” kata Bustami, ayah korban, Jumat (28/1).
Dokter Halimah tampak emosi ketika wartawan berusaha melakukan konfirmasi terkait pelayanannya yang tidak maksimal kepada pasien. Menurutnya, masalah itu tak perlu diketahui masyarakat luas.
Direktur RSU Cut Meutia dr Anita Syafrida mengakui ada dokter di rumah sakit yang dipimpinnya yang kurang baik dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien. Namun, kata dia, pelayanan yang tak maksimal itu disebabkan karena rumah sakit tipe B itu masih kekurangan tenaga dokter spesialis.
“Kami juga kekurangan alat untuk check kondisi pasien,” ujarnya.
Anita berjanji akan mengkaji apakah tindakan seperti yang diperlihatkan dr Halimah melanggar etika medis atau tidak.
Pelayanan buruk RSU Cut Meutia juga dialami Marhamah. Pasien lumpuh asal Desa Alue Sijuek, Tanah Luas, itu mengaku dua hari masuk ruang rawat inap, tapi tak mendapat kunjungan dokter. []