BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Serda Wan Khairul Ansar, terdakwa kasus penembakan Kepala Seksi Intel Kodim Aceh Selatan, Kapten Arm Sukhairawan, dituntut 20 tahun penjara. Oknum intel itu juga dituntut pecat dari kesatuannya.
“Dalam sidang telah terungkap terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 340 KUHPidana tentang pembunuhan berencana,” kata Oditur Militer, Kapten CHK Ojahan Silalahi, dalam sidang di Pengadilan Militer, Banda Aceh, Kamis (11/6).
Jaksa militer itu juga menuntut Wan Khairul membayar biaya perkara Rp7.500.
Wan Khairul, anggota unit Intel Kodim Aceh Selatan didakwa menembak komandannya, Sukhairawan, pada 7 September 2008 lalu. Insiden di mes Kodim Aceh Selatan itu diduga bermotif utang piutang.
Menurut dakwaan dibacakan Ojahan, kasus itu bermula saat Wan Khairul mendatangi kamar korban, usai pulang memancing.
Di kamar, korban yang mengaku pusing meminta sabu-sabu pada terdakwa, sekaligus menagih utangnya sebesar Rp50 juta.
Keduanya saat itu terlibat utang piutang dan bisnis pembangunan jembatan serta Bahan Bakar Minyak (BBM) di Aceh Selatan. Kala ditagih, Wan Khairul mengaku tak memiliki uang karena belum cair dari sebuah perusahaan konstruksi.
Saat itulah ia didakwa mengambil pistol dan menembak Sukhairawan, hingga korban tewas dengan luka tembak di kepala. Atas perbuatan itu, ia dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pasal 338 tentang pembunuhan tak berencana.
Namun, dalam sidang sebelumnya, Wan Khairul membantah menembak Sukhairawan. Ia berkilah, komandannya itu tewas bunuh diri.
Usai mendengar tuntutan Oditur, terdakwa Wan Khairul berencana mengajukan pembelaan (pledoi) melalui Penasihat Hukumnya.
Pemimpin sidang, Mayor CHK Gatut Sulistyo akhirnya menunda sidang itu pada Rabu 17 Juni nanti, dengan agenda mendengar pledoi. []