Osama Abdul Mohsen (kiri) menggendong putranya, Zaid, saat mereka tiba di stasiun kereta api Barcelona, Rabu (16/9/2015). AP Photo/Manu Fernandez

MADRID | ACEHKITA.COM –  Seorang pengungsi Suriah yang pernah menjadi berita utama media dunia setelah ditendang juru kamera perempuan televisi Hungaria mengungkapkan perasaan bahagianya untuk memulai hidup baru di Spanyol.

Osama Abdul Mohsen (52), bekas pelatih sebuah klub sepakbola divisi I Suriah, disambut di sebuah sekolah pelatih sepakbola di Madrid, Kamis (17/9/2015), yang menawarkannya pekerjaan sebagai seorang pelatih.

Mohsen tiba di Spanyol, Rabu, bersama dua putranya, Muhammad (18) dan Zaid (7).

“Hari pertama kami di Madrid sangat fantastis. Saya sangat, sangat bahagia. Terima kasih,” ujarnya kepada wartawan, Kamis waktu setempat, di luar apartemen, dimana dia akan tinggal bersama kedua putranya di selatan Madrid.

Saat tiba di Kota Madrid, Rabu malam, setelah menempuh perjalanan dengan kereta api dari Barcelona, Mohsen berujar, “Terima kasih, Spanyol. Saya cinta Madrid, saya cinta Spanyol. Ini sangat penting untuk hidup saya.”

Seperti diberitakan berbagai media di hampir seluruh dunia, pada 9 September lalu, juru kamera televisi Hungaria, Petra Laszlo, yang sedang mengambil gambar para pengungsi Suriah dekat perbatasan Hungaria dan Serbia, menendang Mohsen saat menggendong Zaid sehingga keduanya jatuh terpelanting ke tanah.

Akibat perbuatannya, Laszlo  dipecat dari pekerjaannya. Setelah itu, juru kamera perempuan tersebut meminta maaf dengan alasan dia menendang Mohsen karena “panik”.

Mohsen yang menurut koran Spanyol, El Mundo, difasilitasi masuk ke negara itu oleh sekolah pelatih sepakbola CENAFE di kawasan Getafe, pinggiran Madrid. Presiden Conrado Galan, menyebutkan, insiden tendangan di perbatasan sebagai “perjalanan diberkati” dan Mohsen bersama kedua anaknya tidur nyenyak pada malam pertama mereka di Madrid.

Menurut sejumlah laporan, setelah kasus tendangan juru kamera televisi Hungaria diketahui ternyata Mohsen adalah mantan manajer klub sepakbola “Al-Fotuwa” yang bermain Divisi I Suriah sebelum negara itu diporak-porandakan perang saudara.

Saudara Conrado Galan, Miguel Angel, yang merupakan direktur sekolah sepakbola CENAFE, berhasil menemukan Mohsen setelah membaca kejadian di perbatasan Hongaria dan Serbia melalui berita suratkabar.

“Kami sekolah pelatih nasional jadi kami memutuskan untuk membantu sesama pelatih,” katanya.

Dia menambahkan CENAFE akan berusaha membawa istri Mohsen dan dua lagi anak mereka yang dikabarkan masih berada di sebuah kamp pengungsian Turki.

“Kami akan mencari dan menemukan mereka,” kata Miguel Angel Galan. “Cerita ini belum berakhir. Kita baru setengah jalan untuk mewujudkan kebahagiaan total bagi mereka.”

Conrado Galan menyatakan bahwa Mohsen adalah “kandidat ideal” untuk mengajar di sekolah pelatih tersebut. “Dia bisa melatih para calon pelatih yang akan menjadi pelatih di Dubai, Qatar dan Mesir”, dimana para pelatih dari Spanyol dibutuhkan di sana, katanya.

Koran El Mundo mewartakan,  Mohsen melarikan diri dari Suriah yang dilanda perang, tahun lalu. Dia dan keluarganya sempat tinggal di Turki  beberapa bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi mengadu nasib ke Eropa pada bulan ini bersama Zaid.

Walikota Getafe, Sara Hernandez, mengatakan,  Zaid bisa segera masuk sekolah begitu ayahnya menerima kartu pencari suaka politik. Sara Hernandez mendesak pemerintah mempercepat proses administrasi pengungsi.

“Kita jangan sampai diperlambat oleh birokrasi dalam memproses status para pengungsi,” ujarnya.

Pemerintah konservatif Spanyol telah setuju menerima lebih dari 17.000  pengungsi dari ratusan ribu jumlah pengungsi Suriah yang telah memasuki Eropa dalam beberapa pekan terakhir.

Menteri Dalam Negeri Spanyol Jorge Fernandez Diaz menyatakan kasus Mohsen bisa diproses secepatnya karena ini sesuatu yang khusus.[]

AFP/NH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.