BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Gerakan Antikorupsi (Gerak) Aceh menyoroti bongkar pasang kabinet yang dilakukan Gubernur Zaini Abdullah. Menurut lembaga antikorupsi itu, tindakan gubernur gonta-ganti kabinet tidak proporsional dan dapat menimbulkan kegaduhan.
Koordinator Gerak Aceh Askhalani menyebutkan, pola bongkar pasang jabatan di tubuh SKPA seperti orang bermain petak umpet atau meupet-pet. Hal ini karena cara yang dipakai sembunyi-sembunyi dan bukan berdasarkan indikator berbasis kinerja.
Askhalani menambahkan, berdasarkan hasil kajian Gerak tercatat bahwa bongkar pasang ini tidak akan menjawab tantangan kerja dan anggaran yang direncanakan dalam APBA.
“Efeknya akan muncul kegaduhan dan memunculkan kerja yang tidak berorientasi pada kinerja, tapi pada orientasi menghabiskan anggaran semata,” ujar Askhalani dalam siaran pers yang dikirim ke acehkita.com, Selasa (17/11/20015).
Seharusnya, sebut Askhalani, proses pergantian pejabat dilakukan berdasarkan penilaian kerja. “Jika kinerjanya tidak bagus, alangkah bijaksananya jika gubernur mengganti dengan orang yang bagus, bukan malah gonta-ganti seperti ini,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Gubernur Zaini mengganti 35 pejabat di lingkungan Pemerintah Aceh. Namun nama-nama itu muka lama yang dirotasi pada pos berbeda saja. Selama tiga tahun menjabat, Zaini telah tujuh kali merombak kabinetnya. []
