Saturday, April 20, 2024
spot_img

Petinju Legendaris Muhammad Ali Meninggal

PETINJU legendaris dunia Muhammad Ali meninggal di usia 74 tahun, Jumat malam, 3 Juni 2016 di Phoenix, Amerika Serikat, atau Sabtu waktu Indonesia.

Ali meninggal setelah lama berjuang melawan penyakit Parkinson yang dideritanya.

NBC menyebutkan, Ali meninggal akibat komplikasi pernafasan yang dideritanya, selain sindrom Parkinson. Dia didiagnosa menderita sindrom Parkinson (kondisi yang sama disebabkan karena trauma di bagian kepala) pada 1984, namun kemudian didiagnosa dengan penyakit Parkinson tetap.

Kabar meninggalnya Ali menjadi duka mendalam bagi para pesohor dunia, artis, aktivis hak asasi manusia, selebrita, dan koleganya sesama atlet.

Petinju dunia, George Foreman, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Muhammad Ali.

“Sebagian diriku menyelinap pergi,” kata Foreman di Twitter. Ia memanggil Ali dengan julukan “The Greatest”. Foreman sempat dikalahkan Ali pada laga “Rumble in the Jungle” di Zaire pada 30 Oktober 1974.

Muhammad Ali terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay pada 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat.

Ia mengganti namanya menjadi Muhammad Ali setelah memeluk Islam pada 1975.

Pada 1960, Ali meraih medali emas tinju kelas berat ringan pada Olimpiade 1960 di Roma, Italia.

Debut pertamanya di ring tinju profesional dimulai pada 29 Oktober 1960 dengan menang angka atas Tunney Hunsaker. Empat tahun kemudian, Ali merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO atas Sonny Listron pada ronde ketujuh dari 15 ronde yang direncanakan.

Pada masa perang Vietnam, Ali menolak keras wajib militer yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat. “Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietkong dan tidak ada satu pun orang Vietkong yang memanggilku dengan sebutan Nigger (Negro),” ujar Ali menolak wajib militer.

Pada 15 September 1978, Ali mengalahkan Leon Spinks dan mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak tiga kali.

Namun pada 6 September 1979, Ali mengumumkan mengundurkan diri dari tinju. Tapi, setahun kemudian ia kembali naik ke ring dan bertanding melawan Larry Holmes.

Saat itu, Ali sudah diserang gejala sindrom Parkinson. Tangannya sering gemetar, bicaranya mulai melambat. Namun, ia bersikeras untuk bertanding –meski dilarang oleh dokter pribadinya. Pada akhirnya, Ali kalah dari Holmes.

Pada 1981, Ali kembali lagi naik ring dengan melawan Trevor Berbick di Bahama dan Ali menang. Setelah ini, Ali benar-benar berhenti dan mengundurkan diri dari dunia tinju.

Jumat malam di Phoenix, sang legendaris benar-benar pamit untuk selamanya. “The Greatest telah pergi. Kamu mengguncang dunia,” jara Eddie Hearn, promotor juara dunia tinju kelas berat Anthony Joshua, seperti dikutip bbc.com. []

Previous article
Next article
Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU