BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pusat Kesehatan Masyarakat harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat di setiap wilayah kerjanya. Sebab, makin sedikit orang yang berobat, maka makin berhasillah Puskesmas itu.
Kendati begitu, Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan dasar tingkat pertama, mempunyai tugas dan peran untuk melakukan layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini mencuat dalam Lokakarya Rencana Penerapan Maklumat Layanan Kesehatan di Puskesmas yang digelar LSM Sepakat dengan dukungan USAID-Kinerja. berlangsung di Oasis hotel Banda Aceh, Selasa (15/1/2013) yang digelar dengan dukungan USAID-Kinerja.
“Salah satu indikator keberhasilan layanan terletak pada kepuasaan pengguna layanan (masyarakat) dan besarnya respon penyedia layanan (puskesmas) terhadap aspirasi dan keluhan pengguna layanan,” kata Martahadi dari LSM Sepakat seperti dalam siaran pers yang dikirim ke acehkita.com.
Kata dia, sejak akhir tahun 2012, tiga puskesmas di Kota Banda Aceh yaitu: Puskesmas Kopelma, Puskemas Bandaraya dan Puskesmas Meuraxa, telah menjalankan maklumat layanan (service charter).
“Ini keputusan bersama antara penyedia layanan dengan pengguna layanan untuk mewujudkan mutu layanan yang berorientasi pada kepuasan pengguna layanan,” kata Martahadi lagi.
Sementara itu, Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal dalam sambutannya ketika membuka lokakarya tersebut meminta Puskesmas untuk mengajak masyarakat guna menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungannya.
Menurutnya, langkah itu paling penting dilakukan, sehingga warga tidak sakit. “Padahal kita tahu, sebenarnya lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Illiza lagi, yang mendukung upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan Puskesmas.
Illiza menambahkan, karena itu, Puskesmas harus mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat di setiap wilayah kerjanya. Sebab, makin sedikit orang yang berobat, maka makin berhasillah Puskesmas itu.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Walikota ini menambahkan, di kota Banda Aceh saat ini terdapat 11 Puskesmas, namun baru satu yang mendapatkan rekom untuk mendapatkan sertifikat International Organization for Standarization (ISO) yaitu Puskesmas Kopelma Darussalam.
Illiza berharap tahun 2013, semua puskesmas lainnya juga mendapatkan ISO. “Pemko akan terus memberikan dukungan perbaikan mutu pelayanana pada semua puskesmas. Ke depan harus semua puskesmas mendapatkan ISO,” katanya.
Menurut Illiza, saat ini kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan adalah terkait jumlah dokter, khususnya dokter spesialis.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dr Media Yulizar, MPH menjelaskan, syarat untuk mendapatkan sertifikat ISO adalah standar mutu pelayanan dan peralatan yang standar di Puskesmas.
Pada kesempatan itu, Illiza juga mengharapkan Forum Peduli Kesehatan (FPK) Kota Banda Aceh agar lebih berperan aktif menjembatani hubungan puskesmas dengan masyarakat.
Kata dia, FPK harus berperan aktif memberikan sosialisasi perilaku hidup sehat bagi masyarakat dengan dukungan dari Puskesmas. “FPK harus bekerjasama dengan Puskesmas dan pemerintah kota, karena FPK diharapkan bisa menyuarakan kepentingan masyarakat,” katanya.
Sementara, Ketua FPK Kota Banda Aceh TM. Thaib, SPA mengatakan yang paling penting dilakukan adalah merubah perilaku hidup sehat masyarakat. “Karena mengingat provinsi Aceh salah satu daerah di Indonesia yang bermasalah dengan kesehatan masyarakatnya,” kata dia.
TM Thaib mengakui dari 23 kabupaten kota di Aceh, Kota Banda Aceh tidak termasuk didalamnya. “Ke depan harus dilakukan bagaimana merubah pikiran masyarakat bukan hanya mengobati yang sakit tapi juga bagaimana masyarakat jangan sampai sakit,” tutur dia. []