BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Rosnida Sari, dosen yang mengajak mahasiswa ke gereja, terancam mendapatkan sanksi dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pasalnya, Senat Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengirimkan rekomendasi agar rektor menonaktifkan sementara Rosnida Sari dari aktivitas akademik.

Rekomendasi itu dikeluarkan setelah Senat Fakultas Dakwah dan Komunikasi menggelar rapat pada Kamis, 8 Januari 2015. Rapat itu menghasilkan dua rekomendasi, yaitu Rosnida Sari harus meminta maaf kepada pimpinan dan sivitas akademika Fakultas Dakwah dan Komunikasi, rektor UIN, orangtua mahasiswa, masyarakat secara terbuka melalui media massa; dan pimpinan UIN melakukan pembinaan dan pendampingan (akidah) kepada yang bersangkutan dan menonaktifkannya sementara dari tugas akademik selama proses pembinaan.

“Untuk sementara dia kita usulkan diberhentikan di bagian akademik, tidak mengajar,” kata Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Abdul Rani Usman kepada acehkita.com, Jumat (9/1/2015).

Menurut Abdul Rani, tindakan Rosnida Sari yang mengajar matakuliah gender dan Islam mengajak mahasiswanya ke gereja tidak mengantongi izin dari fakultas. “Beliau juga tidak menghargai kearifan lokal yang ada. Seharusnya di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung,” ujarnya.

Kecaman terhadap Rosnida Sari berawal dari tulisan yang dimuat di laman Australia Plus pada 5 Januari 2015. Di sana, Rosnida Sari menulis pengalamannya mengajak mahasiswa untuk mendengarkan pandangan Kristen terhadap relasi lelaki dan perempuan.

Tulisan itu dimuat ulang oleh sejumlah media lokal dan nasional, hingga menyebar ke laman Facebook. Di sana, Rosnida Sari dikecam dan di-bully. Bahkan, tak sedikit yang menganggap bahwa Rosnida Sari telah melakukan pendangkalan akidah terhadap mahasiswa yang beragama Islam dan kristenisasi/pemurtadan. Ancaman fisik juga ditebar para pengguna Facebook. Akibatnya, Rosnida Sari menutup akun Facebooknya.

Abdul Rani mengajak masyarakat Aceh menyikapi kasus ini dengan kepala dingin dan tidak terpancing provokasi. “Kasus ini karena Facebook yang ditanggapi beragam,” ujar penulis buku Sejarah Peradaban Aceh itu.

Fakultas Dakwah sendiri, sebut Rani, memutuskan rekomendasi penonaktifan dari kegiatan akademik dan meminta maaf ini tidak berdasarkan tekanan dari publik. “Kita menyikapi fenomena yang ada. Tidak ada tekanan apa pun,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Rosnida Sari belum bisa dimintai komentarnya. Telepon selulernya tidak bisa dihubungi ketika acehkita.com berupaya memperoleh keterangan dari dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah sejak 2006 itu. []

FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.