BIREUEN | ACEHKITA.COM – Kabupaten Bireuen butuh 700 kantong darah per bulan untuk kebutuhan pasien yang perlu transfusi darah, atau katagori pasien gawat darurat. Namun dari jumlah tersebut, PMI Bireuen hanya punya persediaan darah sekitar 300 hingga 400 kantong darah per bulan.
Untuk menutupi stok darah tersebut, PMI Bireuen menyiasatinya dengan menghubungi pedonor rutin atau sukarelawan yang terdaftar di Unit Transfusi Darah PMI Bireuen. “Pendonor darah rutin inilah yang biasanya membantu menutupi stok darah, jika sewaktu-waktu diperlukan,” kata Kepala UTD PMI Bireuen, Wardati, kepada acehkita.com di sela-sela aksi donor darah yang dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Bireuen, Selasa 3 Januari 2017.
Pada aksi yang dilakukan bertepatan dengan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-71 tersebut terkumpul sebanyak 48 kantong darah dari jajaran pegawai institusi tersebut.
Dilanjutkan Wardati, darah yang dibutuhkan per hari mencapai 30 hingga 50 kantong. Namun, jika stok darahnya sangat kurang, maka keluarga pasien yang membutuhkan transfusi darah, diharuskan menggantinya dengan mencari pendonor pengganti dari keluarga pasien sendiri.
“Persediaan darah yang ada di PMI Bireuen, terkadang juga sewaktu-waktu digunakan untuk membantu pasien darurat di daerah lain, seperti gempa di Pidie Jaya baru-baru ini,” katanya. Beberapa waktu lalu, PMI Bireuen mengirim sebanyak 30 kantong darah ke RSUD Sigli, karena di sanalah sebagian besar dilakukan operasi para korban gempa Pidie Jaya.
Untuk memenuhi stok darah, PMI Bireuen menggalang kerja sama dengan sejumlah lembaga baik instansi pemeritah dan swasta, yang melakukan aksi sosial donor darah. Sayangnya, lanjut Wardati, para lembaga dan instansi tersebut hanya melakukan aksi donor darah setahun sekali. “Mestinya setiap lembaga itu bisa melakukan aksi donor darah tetap tiga bulan sekali, sebagai batas minimum bagi pendonor darah,” ujarnya. []
HALIM MUBARY
