Radzie/ACEHKITA.COM

KILOMETER NOL | ACEHKITA.COM – Presiden Joko “Jokowi” Widodo berjanji akan mengupayakan untuk menjadikan Sabang sebagai pelabuhan penghubung internasional.

Hal itu dikatakannya usai meluncurkan logo peringatan 70 tahun Indonesia merdeka dan deklarasi “Gerakan Ayo Kerja” di titik Nol Kilometer Indonesia, Kelurahan Iboih, Sukakarya, Kota Sabang, Selasa (10/3/2015).

“Saya sudah dikabari oleh Walikota (Sabang) dan Gubernur (Aceh) tentang kendala di Sabang. Saya suruh mereka mengidentifikasi apa saja kebutuhan dan permasalahannya. Nanti kita akan mengupayakan agar Sabang menjadi international hub port,” kata Jokowi kepada wartawan.

Dengan dijadikan pelabuhan penghubung internasional, maka kapal-kapal yang melintasi Samudera Hindia dan Selat Malaka bisa singgah atau transit di Sabang. Dengan begitu, perekonomian warga Pulau Weh dan Aceh secara umum dapat meningkat.

Saat memberi keterangan kepada wartawan, Jokowi sempat bertanya tentang kedalaman Pelabuhan BPKS Sabang. Lalu, seorang pejabat dari BPKS menyebutkan bahwa kedalaman laut di pelabuhan Sabang mencapai 25 meter. “Saya kira untuk deep sea port sudah bisa. Tidak ada masalah,” ujar Jokowi.

Ketika ditanya acehkita.com apakah nanti dibutuhkan regulasi baru terkait rencana menjadikan Sabang sebagai pelabuhan penghubung internasional, Jokowi menyatakan saat ini aturan itu sudah ada.

“Saya rasa tidak dibutuhkan regulasi baru karena sudah ada. Nanti banyak regulasi membuat kita semain ruwet,” ujarnya.

Untuk itu, ia mendorong investor mau menanamkan modalnya di Sabang. “Regulasi sudah ada. Tinggal mendorong sebanyak-banyaknya investasi di sini. Terutama untuk pelabuhan besar, hub port ke negara-negara lain, bisa untuk transshipment, bisa juga untuk ke kota-kta lain di tanah air,” sebut mantan Walikota Solo tersebut.

Seperti diketahui bahwa Sabang kembali dihidupkan sebagai pelabuhan bebas sejak tahun 1999. Tetapi, aktifitas perekonomian tidak berjalan maksimal. Kondisi itu sangat jauh berbeda dengan ketika pelabuhan bebas Sabang pada era 1970-an.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam sambutannya menceritakan tentang kejayaan pelabuhan bebas Sabang sebelum dicabut oleh Presiden Soeharto tahun 1985. Menurut dia, waktu itu Sabang menjadi tempat transit kapal-kapal besar yang melintasi Selat Malaka sebelum menuju Samudera Hindia.

“Kami harap agar kiranya berkenan menjadikan Sabang sebagai international hub port,” katanya. []

FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.