Friday, April 19, 2024
spot_img

Sampah Bakal Terangi Kota Banda Aceh

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Kota Banda Aceh sering padam listrik? Tenang, pemerintah kota berencana bakal mengatasinya dengan membuat sebuah pembangkit listrik. Uniknya, pembangkit yang direncanakan berkapasitas 10 megawatt itu berasal dari sampah.

Perencanaan itu bakal diimplementasikan dalam tahun ini. Seperti disampaikan Wali Kota Banda Aceh Aminullah saat menjamu Presiden Direktur PT Mega Power Mandiri Djoko Susanto dan CEO Aalborg Industri Indonesia Teddy Sujarwanto, di pendopo walikota, pada Kamis, 31 Mei 2018.

Aminullah berencana akan menggunakan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di Gampong Jawa untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berkapasitas 10 megawatt.

Ide itu muncul dari Teddy Sujarwanto. Dia mencontohkan PLTSa yang kini sudah beroperasi di TPA Sumur Batu, Bekasi, untuk diterapkan di Banda Aceh. Sebelumnya, Aminullah juga sudah meninjau langsung ke PLTSa Sumur Batu.

“Setelah berkunjung ke sana, kami menaruh harapan baru untuk memoderenisasi pengelolaan sampah di Banda Aceh,” tutur Aminullah.

Apalagi selama Ramadan, masyarakat Kota Banda Aceh menghasilkan sampah lebih banyak. Jika di luar Ramadan, dalam sehari sampah sebanyak 200 ton, selama bulan puasa sampah yang dihasilkan menjadi 300 ton. Artinya bertambah 100 ton.

“Tentu ini potensi yang sangat besar untuk kita olah menjadi energi listrik yang dapat kita manfaatkan untuk banyak hal ke depan,” tutur Aminullah.

“Proyek ini direncanakan dalam tahun ini juga, dan perangkat PLTSa ini sudah tersedia tinggal kita bawa pulang ke Banda Aceh jika semua hal terkait perizinan dan lain sebagainya sudah beres,” tambahnya meyakinkan.

Menurut penilaian Teddy Sujarwanto, TPA Gampong Jawa sangat strategis sebagai lokasi pembangunan PLTSa.

“PLTSa berkapasitas 10 mega watt dapat kita bangun di sana, dan kami pastikan aman untuk lingkungan. Bahkan limbah dari rumah sakit juga bisa kita olah dengan mesin ini,” kata Teddy.

Saat ini, tumpukan sampah di TPA Gampong Jawa memang sudah menggunung. Nah, jika tumpukan sampah itu telah habis, Teddy berencana membangun TPA modern terpadu yang hanya memerlukan lahan satu hektar saja.

“Sementara listrik yang dihasilkan akan kita jual ke PLN dengan skema kerja sama tertentu, atau dapat kita gunakan sendiri untuk keperluan cold storage misalnya dan lain-lain. Dan PLTSa yang kita rancang ini dapat dengan mudah kita pindahkan jika diperlukan nantinya,” tutur Teddy.

Pada tahap selanjutnya, kata dia, PLTSa dapat ditempatkan di setiap kecamatan dengan menggunakan mesin yang lebih kecil sehingga cost yang diperlukan juga akan lebih kecil.

“Pemko Banda Aceh hanya perlu menyiapkan lahan dan perizinan di tingkat daerah. Soal perizinan di pusat kami yang akan mengurusnya,” pungkasnya.

Meski PLTSa sudah dibangun, warga kota gemilang tetap tidak bisa mengandalkan pembangkit 10 megawatt itu. Karena jumlah itu sangat jauh dibanding dengan kebutuhan listrik warga Kota Banda Aceh hingga Januari 2018 mencapai 89 megawatt.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU