Wednesday, April 24, 2024
spot_img

Staf KBRI Nikahi Gadis Suriah, Mahar Hafalan Hadits

DAMASKUS — Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus asal Aceh, Munawar Juanan Raden, menikahi gadis Suriah, Douha Muawiyah Kharraji.

Foto-foto resepsi pernikahan yang diedarkan KBRI Damaskus mendapat pujian dari netizen. Apalagi, mahar perkawinan itu merupakan hafalan 500 hadits.

Resepsi Munawar-Douha berlangsung sederhana di KBRI pada 3 Mei lalu. Dihadiri Duta Besar RI Damaskus, seluruh staf KBRI, para mahasiswa, keluarga dari masing-masing kedua mempelai, masyarakat Indonesia, sejumlah warga Suriah, sejumlah warga asing non-Suriah.

Acara berlangsung khdmat dan meriah, dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), atas nama staf KBRI Damaskus, atas nama keluarga dari kedua mempelai, nasihat pernikahan oleh Dubes RI Damaskus, dan selanjutnya ditutup dengan sambutan singkat dan doa untuk kedua mempelai oleh Dr. Abdul Salam Rajih, wakil Pimpinan Perguruan Mujamma Syeikh Ahmad Kuftaro/mantan anggota parlemen Suriah, yang juga merupakan guru mempelai pria.

Dalam wejangan atau pesan nasihat pernikahan, Dubes RI menyampaikan sejumlah poin penting di antaranya sbb:

a. Pernikahan adalah kebutuhan, fitrah dan juga perintah agama yang merupakan sunatullah dan sunah Rasulullah saw. Bagi yang tidak melakukan pernikahan berarti tidak mengikuti sunah Rasulullah SAW. 

b. Rumah tangga bagaikan kapal harus kokoh harus dibangun atas dasar taqwa, cinta, suka sama suka dan didukung dengan kedua belah pihak keluarga yang merestui serta mengharapkan ridho Ilahi.

c. Ibarat bahtera, hati yang bagus layaknya laksana mesin yang baik.  Artinya suami istri harus punya tujuan yang sama. Berumah tangga bukan untuk hanya sekedar melepas nafsu birahi, melainkan harus memiliki tujuan untuk mencetak generasi-generasi bangsa yang baik, kuat dan tanggung serta bertaqwa kepada Allah SWT.

d. Akhlak sebagai bahan bakar. Akhlak mulia sebagai pondasi utama untuk membangun rumah tangga. Prinsip akhlak disini adalah saling menghargai, menghormati, menyayangi, penuh dengan senyum.

e. Jadikan kitabullah dan sunah Rasulullah SAW sebagai kompas atau pedoman agar tidak tersesat dalam perjalanan dan ketika menemukan kesulitan, keresahaan, kembalikan kepda al-Qur’an dan Sunnah lalu berserah kepada Allah.

f. Saling nasehat menasihati antara suami istri. Dalam kehidupan rumah tangga, sepenuh apapun perasaan cinta suami pada istri atau sebaliknya, kesalahpahaman dan perselisihan (baik kecil maupun besar) mesti ada. Suami dan istri harus saling mengingatkan, saling menasihati dengan sabar antara keduanya untuk mencapai kebaikan.

g. Seorang suami hendaknya dapat menjadi nahkoda yang pandai. Suami harus pandai memainkan peranan, dapat menjadi panutan, cerdas melihat situasi, agar penumpang atau orang yang bersamanya merasa aman, tenang dan nyaman.

Acara resepsi ditutup dengan pemberian selamat dari seluruh hadirin, hiburan, dan foto bersama kedua mempelai, keluarga, undangan; lalu ramah tamah di aula KBRI Damaskus.

Meskipun di tengah keterbatasan akibat krisis berkepanjangan yang melanda Suriah, KBRI Damaskus mencari cara untuk tetap mempromosikan Indonesia di Suriah. Salah satu caranya adalah melalui resepsi pernikahan ala Indonesia yang sarat dengan budaya dan tradisi Nusantara.

Acara resepsi pernikahan Sdr. Munawar Juanan Raden, Staf KBRI Damaskus, dengan Sdri. Douha Muawiyah Kharraji, warga Negara Suriah, yang didukung penuh oleh Dubes RI Damaskus, Bapak Djoko Harjanto, ini dijadikan wahana untuk promosi Indonesia kepada para undangan yang terdiri dari warga Suriah dan para pelajar asing non-Suriah.

Tidak hanya pengantin dirias menggunakan pakaian adat Betawi, tetapi juga aula KBRI Damaskus dihias dengan dekorasi khas pernikahan Indonesia dan seluruh pengisi acara/panitia dari Perhimpunan Pelajar Indonesia mengenakan pakaian adat Nusantara.

“Diharapkan dengan menghadiri dan menyaksikan secara langsung resepsi pernikahan ala Indonesia, para warga Suriah dan warga asing non-Suriah semakin mengenal pakaian khas, adat istiadat, dan kearifan lokal Indonesia secara halus,” ujar Dubes Djoko. []

KBRI DAMASKUS

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU