Seorang warga Kampung Meunasah Tuha Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar membersihak rumahnya dari puing tsunami, Sabtu (26/2/2005). | FOTO: MH/Dok. ACEHKITA.COM

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Tsunami yang melanda Aceh satu dekade lalu disebut-sebut terjadi akibat perilaku buruk manusia. Pernyataan Dr Masaro Emoto, penulis buku “Message from Water” dan “Hidden Message of Water”, itu dinukilkan Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal.

Illiza menyebutkan, salah satu pesan paling berkesan dari Masaro Emoto adalah mengenai musibah tsunami 2004 silam. “Tsunami terjadi akibat akumulasi perilaku buruk manusia selama berpuluh-puluh tahun, sehingga air ‘marah’ dan menerjang daratan,” kata Illiza mengutip Masaro.

Pernyataan ini disampaikan ketika membuka Seminar Internasional “The True Power of Water” dan Mengupas Rahasia Kekuatan Air dalam Perspektif Islam di Amel Convention Center Banda Aceh, Rabu (18/12/2014).

Tsunami memporak-porandakan Aceh pada pagi Ahad, 26 Desember 2004 silam. Sedikitnya 160 ribu jiwa meninggal dan lebih 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Tsunami menyebabkan kerusakan sepanjang 800 kilometer pantai Aceh –seperti jarak antara Jakarta ke Surabaya.

Tsunami terjadi setelah Aceh diguncang gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter yang berpusat di tengah Samudera Hindia. Sebuah penelitian menyebutkan, gempa tersebut tercatat sebagai gempa bumi dengan rekahan terpanjang pada lempeng tektonik Indo-Australia, yaitu 1.600 kilometer –yang dimulai dari pusat gempa di dekat Pulau Simeulue hingga ke Kepulauan Andaman di India.

Lantas, benarkah tsunami akibat air “marah” sehingga memporak-porandakan daratan Aceh? []

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.