Thursday, April 18, 2024
spot_img

Tuah Aceh di Danpo Denmark

DENMARK adalah sebuah negara yang terhampar nyaris tidak ada perbukitan. Jalan-jalan hampir lurus semua tidak banyak tikungan. Kecuali di perkotaan, sangat jarang kita berjumpa dengan lampu lalu-lintas. Semua simpang dan pembagian jalan, di sana ada bundaran, roundabout, mobil yang sudah di dalam bundaran prioritas untuk jalan duluan. Yang belum masuk menunggu sampai aman. Beda dengan simpang lima kita, sudah ada traffic light, masih saja kita orang berebutan. Jangan ditanya kalau simpang tujuh, lebih parah lagi.

Negeri ini negeri dulu pusat pertanian dan peternakan. Kalau jumpa orang Denmark di luar negaranya, pasti dijuluki dengan panggilan sebagai ‘boh gantang’ alias kentang. Khususnya kalau orang Denmark pergi ke Jerman. Sebab makanan khas di sini selain roti dan daging adalah kentang. Kentang direbus, dibubur, dibakar, digoreng, pokoknya kentang.

Sekarang negara ini juga terdepan di bidang industri.

Susu dan keju juga produk utama sampai diekspor ke berbagai negara. Demikian juga daging dan ayam.

Ya, ayam. Denmark termasuk negara pengekspor utama ayam. Ada beberapa mesyarakat Aceh yang bermukim di Denmark yang bekerja di perusahaan Danpo, salah satu perusahaan ayam terbesar di dunia. Kenapa demikian?

Suatu hari, Danpo menerima kunjungan delegasi ulama dari Malaysia, untuk memeriksa kehalalan sembelihan. Ketika mereka sampai, dan keliling di dalam pabrik, mereka bertemu dengan salah seorang operator penyembelih ayam.

Delegasi Malaysia bertanya kepada pihak Denmark dengan bahasa Inggris, kemudian oleh penerjemah diterjemahkan ke bahasa Denmark kepada yang penyembelih tersebut.

Mereka bertanya tentang kebersihan, tatacara penyembelihan, bahkan menguji penyembelih tersebut dalam hal tatacara menyembelih sesuai dengan syariat Islam.

Semua dijawab dengan baik dan menyenangkan. Bahkan kemudian karena penasaran, delegasi itu bertanya kepada yang menyembelih, belajar di mana dan dari mana asal kampung.

Langsung dijawab, “Saya dari Acheh, pernah belajar di pesantren dan bahkan pernah tinggal di Malaysia”.

Langsung sesudah itu, Malaysia mengorder ayam dalam jumlah besar kepada Danpo, dan sejak saat itu, siapa saja berasal dari Aceh diterima untuk bekerja di Danpo. Demikian kabarnya.

Saat ini produk Danpo mendapat sertifikat halal dari the Islamic Cultural Center of Scandinavia di Copenhagen.

Kalau  orang Aceh dari Swedia ke Denmark, membawa oleh-oleh kebab halal yang gurih, dari Norwegia membawa berbagai ikan yang segar atau asin. Nah kalau dari Denmark ke kedua negara tersebut, pasti membawa hadiah daging ayam halal kepada rekan-rekan dan saudara..

Sungguh indah saling memuliakan.. []

MUNAWAR LIZA ZAINAL

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU