Tuesday, April 16, 2024
spot_img

Tuntutan Ditolak, Mahasiswa Unmuha Boikot Kampus

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Aceh Anti-Penindasan (Gemmap) berunjuk rasa di depan kampus merek di kawasan Desa Batoh Banda Aceh, Kamis (6/12/2012). Mereka mendesak pihak rektorat untuk menghapus pemungutan uang SKS.

Pantauan acehkita.com, mahasiswa memulai aksi sekitar pukul 10.00 WIB di halaman kampus. Awalnya, aksi yang dilakukan mahasiswa dari semua fakultas di lingkungan Unmuha berjalan lancar. Mereka saling tukar orasi untuk menyampaikan tuntutan. Mahasiswa juga sempat memerankan aksi teatrikal dan membaca puisi.

Aksi yang semula berjalan tertib kemudian berubah kacau setelah Rektor Unmuha, Muharrir Asy’ary menemui mahasiswa. Dalam sambutan di depan mahasiswa, Muharrir menantang mahasiswa untuk menuntut dirinya.

“Tuntut saya. Akan kubalekkan tuntutannya,” tegasnya.

Selain itu, rektor menambahkan, jika mahasiswa berat untuk kuliah di Unmuha, maka ia persilakan untuk memilih kampus lain. “Ada beberapa fakultas lain di Banda Aceh ini bahkan di daerah pun Ada. Silakan saja mau pergi ke Unsyiah ada dan fakultas lain juga ada,” jelasnya.

Muharrir juga mengatakan dirinya tidak takut jika Unmuha tidak ada mahasiswa. “Saya lebih senang mendidik mahasiswa yang intelektual yang baik. Untuk apa mahasiwa sepuluh ribu kalau tidak berkualitas,” ungkapnya.

Sementara menyangkut tuntutan mahasiswa yang mempertanyakan tentang pemungutan uang SKS, Muharrir mengatakan kebijakan itu diambil karena universitas lain juga mengambil uang untuk setiap SKS. Karena sudah mengambil uang SKS, lanjutnya, maka ada beberapa uang lain seperti uang pembangunan yang kemudian diturunkan.

“Setelah kita melanglang buana ke fakultas lain, mereka juga mengambil uang KRS. Bahkan di universitas lain mereka mengambil Rp75.000 per SKS. Tapi kita pres menjadi Rp25.000,” jelasnya.

Setelah menyampaikan itu, Muharris kemudian meninggalkan mahasiswa. Ia juga tidak mau meneken surat pernyataan yang dibawa mahasiswa.

Karena tidak mendapat jawaban yang puas, mahasiswa kemudian membakar almamater dan ban bekas. Mahasiswa juga melempar pintu gedung rektorat dengan telur. Tak henti disitu, mahasiswa kemudian memblokir pintu gerbang masuk. Sedangkan ruangan kampus sudah duluan di blokir.

“Jika tuntutan kami tidak diterima, maka kami akan boikot kampus,” kata Koordinator Aksi, Indra Hidayat.

Menurutnya, aksi dilakukan karena pihak rektorat mengambil kebijakan yang tidak memihak kepada mahasiswa. Kebijakan itu yaitu menyangkut dengan pengambilan uang SKS kepada mahasiswa tanpa alasan yang jelas yang dilakukan oleh pihak rektorat.

“Uang SKS diambil Rp25.000 per SKS. Jika mahasiswa mengambil 20 SKS, maka mereka harus membayar Rp500.000,” jelasnya.

Indra menambahkan, uang SKS sebenarnya berlaku hanya pada semester pendek. Mereka mengatakan mengecam segela bentuk penindatan terhadap mahasiswa.

“Kami mengecam tindakan itu,” pungkasnya. “Jika tuntutan kami tidak diterima, kami akan boikot kampus.” []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU