Radzie/ACEHKITA.COM

KUALA CANGKOI | ACEHKITA.COM — Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Pengunsi (UNHCR) mengeluarkan imbauan kepada negara-negara untuk melakukan pencarian besar-besaran di laut untuk mencari keberadaan kapal yang mengangkut para imigran gelap dari Bangladesh dan Myanmar.

Imbauan itu dikeluarkan setelah UNHCR menduga masih ada sejumlah gelombang kapal imigran yang belum bisa mencapai daratan.

“Dikhawatirkan di luar sana masih ada orang yang mencoba sampai ke daratan,” kata Public Information UNHCR Indonesia Mitra Salima Suryono saat ditemui acehkita.com di penampungan 584 imigran Rohingya dan Bangladesh di TPI Kuala Cangkoi, Aceh Utara, Kamis (14/5/2015).

UNHCR mengimbau seluruh negara di kawasan Asia Pasifik untuk mengerahkan kemampuan search and rescue untuk mencari kemungkinan masih adanya kapal pembawa imigran yang tidak bisa berlabuh di daratan.

“Kami dengar mungkin bisa lebih banyak lagi,” sebut Mitra.

Kemarin, sebuah kapal penuh imigran terapung-apung di perairan Pulau Andaman, antara Malaysia dan Thailand. Kapal ikan warna merah dan hijau itu dijubeli manusia yang duduk dan berdiri di atas dek yang hanya dilapisi terpal plastik untuk melindungi dari sengatan matahari. New York Times menyebutkan, kapal tersebut terapung-apung setelah ditolak memasuki wilayah Malaysia.

“Tolong bantu kami. Saya tidak punya air,” para penumpang berteriak sembari menangis saat perahu yang ditumpangi jurnalis mendekati kapal tersebut. “Beri saya air.”

Kapal ini berangkat dari perbatasan Bangladesh dan Myanmar sejak tiga bulan lalu. Namun, dari enam hari lalu kapal ditinggal oleh kapten di tengah lain. Mereka mengalami kekurangan makanan dan minuman. 10 di antara mereka tewas dan jenazah mereka dilarung ke laut.

“Saya lapar,” ujar Mohamed Siraj, 15 tahun, yang datang dari barat Myanmar. “Mohon cepat bantu kami.”

Kapal yang ditumpangi Siraj dan ratusan lainnya ini terkatung-katung di laut. Helikopter militer Thailand menyuplai makanan, namun belum ada evakuasi ke daratan.

Sebuah laporan menyebutkan ada sekitar 6.000 hingga 20.000 imigran di laut, yang berangkat menghindar konflik etnis di Myanmar dan negeri miskin Bangladesh. Para imigran mengaku ingin menuju Malaysia.

Pekan lalu 600 orang terdampar di Aceh Utara dan 1.500 di Malaysia. Angkatan Laut Indonesia dikabarkan menghalau satu kapal berisi 900 imigran yang sempat ditarik mendekati perairan Aceh oleh para nelayan.

Malaysia juga melakukan hal serupa. Mereka mengembalikan 500 imigran ke perairan setelah terdampar di Pulau Penang pada Rabu. “Apa yang kalian harapkan kami lakukan?” ujar Deputi Menteri Dalam Negeri Wan Junaidi. “Kami telah baik memperlakukan orang-orang yang masuk ke perbatasan secara ilegal. Kami merawat mereka secara manusiwi, tapi mereka tidak bisa datang membanjir seperti ini ke pantai kami. Kami menyampaikan pesan bahwa mereka tidak diterima di sini,” sebut Wan kepada The Associated Press.

UNHCR mengimbau negara-negara tidak menolak kehadiran para imigran. “Kami sangat menyayangkan (kalau ada negara yang tidak mau menerima imigran),” ujar Mitra Salima. “Kita prihatin.” []

FG | NYT | AP

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.