BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Untuk memaknai peringatan 11 tahun tsunami Aceh, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar SimposiumNasional bertajuk “Mitigasi Bencana Tsunami Melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pesisir” pada 21-22 Desember 2015, di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
Simposium, yang digagas Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah dan didukung program Partnerships for Enhanced Engagement in Research (PEER) USAID pada siklus 3 ini, akan menghadirkan pembicara utama Professor Philip L-F. Liu, pakar tsunami dunia dari Cornell University, Amerika Serikat.
Beberapa narasumber nasional juga akan menyampaikan makalah ilmiahnya, seperti Dr. Hamzah Latief dan Dr. Harkunti P. Rahayu dari ITB, serta Dr. Syamsidik, Dr. Nazli Ismail, dan Dr. Ella Meilianda dari TDMRC Unsyiah.
Disebutkan bahwa hasil-hasil riset mutakhir terkait tsunami dari berbagai universitas dan lembaga akan dipaparkan dalam forum ilmiah ini, dengan cakupan topik: penataan ruang untuk mitigasi tsunami, GIS dan penginderaan jarak jauh (remote sensing), rekayasa pantai untuk mitigasi tsunami, evakuasi tsunami dan peringatan dini tsunami, arkeologi serta geologi untuk kajian tsunami.
Beberapa sesi diskusi panel juga akan mewarnai simposium, di antaranya diskusi yang akan menyoroti bencana dari perspektif sains dan Islam.
Ketua panitia simposium, Intan Dewi Keumala, dalam siaran pers yang diterima acehkita.com, Sabtu (19/12/2015), menyatakan, secara substansi sesi simposium dibagi dua bagian.
“Hari pertama lebih banyak menyoroti perkembangan keilmuan tsunami. Sedangkan di hari kedua, bagaimana temuan-temuan sains ini dapat dikomunikasikan kepada perumus kebijakan dan masyarakat umum,” katanya.
Perjalanan pemulihan Aceh pasca 11 tahun tsunami telah menjadi pelajaran penting, tidak saja untuk Aceh namun juga bagi dunia. Perkembangan keilmuan tsunami di Aceh telah mengalami perubahan signifikan, ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan muda yang menggunakan kasus Aceh sebagai tinjauan keilmuannya.
Sejak didirikan pada tahun 2006, TDMRC Unsyiah telah memproduksi sejumlah riset tsunami. Namun hasil-hasil riset belum dimanfaatkan secara optimal. Perlu upaya konsisten untuk menjembatani hasil-hasil riset agar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan pemerintah.
Di samping itu, mengingat peristiwa tsunami Aceh merupakan tonggak penting perubahan keilmuan tsunami di Indonesia, maka perlu penguatan jejaring sesama ilmuwan tsunami yang ada di Indonesia.
Melalui simposium ini diharapkan pelajaran penting dari berbagai peristiwa tsunami yang pernah terjadi, baik di Aceh maupun di wilayah lainIndonesia, dapat disebarluaskan serta dirangkum menjadi sebuah rumusan rekomendasi kebijakan (policy brief).
Policy brief ini diharapkan memberi arah mitigasi bencana tsunami di Indonesia, khususnya dari aspek penataan ruang dan morfologi kawasan pesisir,serta dapat menjadi referensi dalam memperkuat capaian keilmuan dan teknologi mitigasi bencana tsunami di Indonesia.[]
RILIS | FOTO: Suparta Arz/ACEHKITA.COM