RADZIE/acehkita.com

JULOK | ACEHKITA.COM – Sebanyak 433 manusia perahu yang terkatung-katung di  Selat Malaka, Rabu dinihari (20/5/2015), diselamatkan nelayan Aceh Timur. Para migran Rohingya, Myanmar, dan Bangladesh dibawa ke Kuala Geulumpang, Kecamatan Julok, Aceh Timur, dengan menggunakan sejumlah boat nelayan.

Mereka adalah korban krisis kemanusiaan terbaru yang melanda kawasan Asia Tenggara dalam 11 hari terakhir berhasil diselamatkan dari laut setelah lebih dua bulan terombang-ambing dan sebelumnya sempat ditolak masuk oleh tiga negara yaitu Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Razali Puteh dan dua rekannya menemukan sebuah boat penuh manusia saat sedang memancing ikan di Selat Malaka yang berjarak 37 mil dari garis pantai, Selasa siang.

Saat itu, manusia perahu langsung melompat dari kapal mereka. Tapi, Razali bilang kepada mereka untuk tetap tenang dalam boat karena dia akan mengambil makanan dan minuman sambil meminta bantuan rekan-rekannya yang lain.

Razali berjanji kembali lagi dengan beberapa boat lain. Sekitar pukul 18: Wib Selasa (19/5/2015), Razali dan empat boat lain tiba di lokasi kapal tongkang yang terombang-ambing dihantam ombak karena mesinnya sudah mati. Mereka secepatnya mengevakuasi warga Rohingya dan Bangladesh yang.

“Saat kami temukan, mereka seperti mayat yang tergeletak di dek kapal. Banyak juga dari mereka  langsung lompat ke laut saat kami mendekat. Segera mereka kami tarik ke dalam boat kami,” katanya kepada acehkita.com.

Rombongan pertama yang dievakuasi tiba di Kuala Geulumpang sekitar pukul 1:30 dinihari Rabu, berjumlah 102 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Kondisi mereka sangat memprihatinkan karena kelaparan dan menderita dehidrasi.

Beberapa jam kemudian, sebanyak 10 boat kembali pergi ke laut untuk membantu ratusan manusia perahu yang masih terjebak dalam boat kayu berwarna hijau. Ternyata boat itu sudah sudah ditarik ke dekat pantai atau sekitar 3 mil dari Kuala Geulumpang.

Segera orang-orang yang kelaparan dan kondisi sangat lemas dinaikkan ke boat para nelayan setempat. Sehingga total semua manusia perahu yang berhasil diselamatkan mencapai 433 orang, termasuk 44 perempuan dan 46 anak-anak.

Ubaydul Haque, 30 tahun, seorang Rohingya, mengaku bahwa mereka sudah empat bulan berada di laut dengan persediaan makanan dan minuman sangat sedikit.

“Mesin kapal kami mati, kapten melarikan diri. Kami diselamatkan nelayan Indonesia,” katanya kepada acehkita.com. “Tidak ada makanan dan minuman. Kami mau masuk Malaysia, tapi tidak dikasih masuk.”

Begitu tiba di darat menjelang matahari terbit, ratusan warga segera memberikan bantuan makanan dan minuman untuk manusia perahu. Mereka juga memberi pakaian untuk dipakai para migran tersebut. Tim medis juga mulai datang untuk memberikan perawatan kepada mereka yang sakit.[]

FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.